Pertemuan Rahasia PAFI, Dasco, Megawati & Puan Disorot
Jakarta — Sebuah pertemuan tertutup antara tokoh-tokoh besar nasional mencuri perhatian publik dan memicu banyak spekulasi. Yang membuat kejadian ini makin menarik adalah kehadiran perwakilan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan Ketua DPR Puan Maharani.
Meski berlangsung tanpa publikasi resmi dan tertutup dari media, sejumlah informasi bocor ke publik, menciptakan gelombang pertanyaan: Apa yang dibahas dalam pertemuan itu? Mengapa PAFI dilibatkan? Dan adakah nuansa politik di balik pertemuan lintas bidang ini?
Lokasi & Waktu Pertemuan yang Disembunyikan
Pertemuan dikabarkan terjadi awal pekan ini di sebuah vila privat di kawasan Puncak, Bogor. Tanpa pengawalan mencolok, tokoh-tokoh ini datang di waktu yang berbeda, menghindari sorotan media. PAFI diwakili oleh sejumlah pengurus pusat dan tokoh senior farmasi dari beberapa provinsi, termasuk Ketua PAFI Provinsi Jawa Barat dan Riau.
Kehadiran PAFI dalam forum yang dominan politis tentu menjadi kejutan tersendiri. Apalagi Megawati dan Puan dikenal sebagai tokoh strategis PDIP, partai penguasa yang saat ini tengah mempersiapkan arah baru pasca-Pemilu 2024. Begitu juga Dasco, yang dikenal dekat dengan Prabowo dan memiliki posisi kunci di parlemen.
PAFI: Farmasi Tak Boleh Ditinggal dalam Kebijakan Strategis
Sumber internal PAFI membenarkan adanya pertemuan tersebut. Namun, ditegaskan bahwa kehadiran PAFI bukan untuk tujuan politik praktis, melainkan memperjuangkan agenda kesehatan dan peran tenaga farmasi dalam pembangunan nasional ke depan.
“PAFI tidak berpolitik, tapi kami tak bisa diam ketika kebijakan publik dibahas tanpa melibatkan tenaga kesehatan dan farmasi,” ujar salah satu pengurus PAFI yang hadir. Ia menambahkan, pertemuan itu justru menjadi kesempatan emas bagi PAFI untuk menyuarakan kepentingan masyarakat — terutama akses obat murah, distribusi farmasi yang adil, dan penguatan tenaga farmasi di daerah 3T (tertinggal, terluar, terpencil).
Agenda Farmasi Jadi Sorotan: Ada Apa di Baliknya?
Dalam pembahasan internal tersebut, sumber menyebutkan bahwa PAFI mengajukan “Peta Jalan Transformasi Farmasi Nasional” yang berisi usulan konkrit, seperti:
-
Pembentukan Badan Distribusi Obat Nasional berbasis digital
-
Integrasi data apotek dan rumah sakit dalam satu sistem informasi
-
Revisi UU Tenaga Kesehatan untuk memperkuat posisi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
-
Ketersediaan beasiswa untuk lulusan farmasi daerah
Uniknya, Puan Maharani disebut sangat tertarik dengan gagasan PAFI soal penguatan farmasi berbasis komunitas, khususnya dalam pencegahan penyakit tidak menular. “Bu Puan sangat antusias ketika kami bicara soal farmasi sebagai ujung tombak edukasi gaya hidup sehat,” ungkap pengurus PAFI.
Megawati Bicara tentang Kemandirian Obat Nasional
Sementara itu, dalam sesi tertutup, Megawati dikabarkan menekankan pentingnya kedaulatan obat dan bahan baku farmasi. Ia menilai pandemi COVID-19 telah membuka mata banyak pihak bahwa Indonesia masih sangat tergantung pada impor, termasuk dalam industri farmasi.
“Bu Mega ingin Indonesia bisa produksi sendiri vaksin, antibiotik, bahkan bahan dasar farmasi. Beliau bilang, ini bukan soal bisnis, tapi soal kedaulatan negara,” ujar seorang peserta.
PAFI menilai, pernyataan itu sejalan dengan agenda besar mereka yang sejak lama mendorong revitalisasi industri farmasi lokal, terutama di luar Jawa.
Dasco: “Jangan Remehkan Peran Farmasi dalam Kebijakan Publik”
Sufmi Dasco, yang dikenal sebagai politisi sekaligus pengamat sektor kesehatan, dalam pertemuan itu disebut menyampaikan apresiasi atas keberanian PAFI masuk ke ruang diskusi strategis. Ia bahkan menyebut peran farmasi sebagai “senyap namun krusial” dalam pembangunan nasional.
Menurutnya, DPR dan pemerintah harus membuka pintu lebih lebar bagi organisasi profesi seperti PAFI agar bisa memberi masukan dalam proses legislasi. “Tenaga farmasi itu bukan pelengkap. Mereka penentu kualitas hidup,” ujar Dasco seperti dikutip sumber.
Spekulasi Politik Muncul: Pertemuan Rahasia atau Konsolidasi?
Meski PAFI menegaskan bahwa mereka hadir murni atas nama profesi dan kepentingan masyarakat, sejumlah pengamat politik mulai berspekulasi. Apakah pertemuan ini juga membicarakan posisi strategis pasca Pilpres 2024? Apakah ada sinyal koalisi besar atau pemetaan ulang kekuatan?
Pengamat dari Universitas Indonesia menyebut, kehadiran tokoh-tokoh dari latar belakang berbeda itu bisa jadi bagian dari “konsolidasi nasional yang lebih luas.” Isu kesehatan, katanya, tak lagi bisa dilepaskan dari politik dan ekonomi, terutama setelah pengalaman pandemi.
PAFI: Kami Bersama Rakyat, Bukan Kekuasaan
Di tengah sorotan publik, PAFI tetap bersikap tenang. Mereka menegaskan kembali bahwa fokus mereka adalah memperjuangkan sistem farmasi nasional yang adil, kuat, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Politik, bagi mereka, hanyalah kendaraan — bukan tujuan utama.
“Kami bertemu siapa pun yang bisa membawa perubahan positif. Kalau itu harus bicara dengan Megawati, Puan, Dasco, atau tokoh lain, kami siap. Tapi satu yang pasti: kami berdiri untuk masyarakat,” tegas Ketua PAFI Pusat dalam pernyataannya kepada media.
Penutup: Saat Dunia Farmasi Bertemu Politik
Pertemuan rahasia ini boleh jadi mengejutkan, bahkan membuat sebagian kalangan bertanya-tanya. Tapi satu hal yang jelas: dunia farmasi kini tak lagi di balik layar. Ia maju ke garis depan, menyuarakan kebutuhan, merancang solusi, dan siap bermitra dengan siapa saja — asalkan tujuannya adalah kebaikan rakyat.
Dan mungkin, inilah saatnya kita tak lagi memisahkan kebijakan dan kesehatan. Sebab keduanya berjalan berdampingan, seperti harapan dan masa depan.
Post Comment